Kamis, 22 Oktober 2015

Filsafat Ilmu (ontologi, epistemologi dan aksiologi) perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 

Era globalisasi tidak terlepas dari adanya ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang dari tahun ke tahun. Perkembangan  IPTEK jelas membawa pengaruh dan kontribusi yang sangat positif kepada kehidupan manusia.  Perkembangan IPTEK disebabkan oleh kemampuan manusia untuk menalar ilmu pengetahuan yang dilalukan melalui penelitian dan kajian ilmiah terhadap pengetahuan dan teknologi. Tidak dapat dipungkiri, betapa pesatnya kemajuan dunia saat ini berkat  ilmu pengetahuan.
Ditinjau dari segi ontologi, Indonesia merupakan negara yang kaya akan tumbuh-tumbuhan yang mempunyai potensi sebagai sumber obat. Masyarakat umumnya memiliki pengetahuan tradisional dalam pengunaan tumbuh-tumbuhan berkhasiat obat untuk mengobati penyakit tertentu. Pengetahuan tentang tumbuhan obat, mulai dari pengenalan jenis tumbuhan, bagian yang digunakan, cara pengolahan sampai dengan khasiat pengobatannya merupakan kekayaan pengetahuan lokal dari masing-masing etnis masyarakat setempat (Supriadi, 2001).
Epistemologi membahas secara mendalam segenap proses yang terlihat dalam usaha kita memperoleh pengetahuan. epistemologi selalu menjadi bahan yang menarik untuk dikaji, karena disinilah dasar-dasar pengetahuan maupun teori pengetahuan yang diperoleh manusia menjadi bahan pijakan.
Manusia sangat dibantu dan dipermudah oleh berbagai produk hasil temuan dari penelitian. Untuk mendapatkan produk yang berguna dan bermanfaat bagi manusia, para peneliti akan terus-menerus melalukan riset terhadap tumbuhan berbasiskan ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya melakukan riset terhadap kulit manggis, hingga pada akhirnya menghasilkan produk-produk yang unggul. Sebuah penelitian di Singapura menunjukan bahwa sifat antioksidan pada buah manggis jauh lebih efektif bila dibandingkan dengan antioksidan pada rambutan dan durian.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (1995:19) aksiologi adalah kegunaan  ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya etika.Menurut Wibisono (dalam Surajiyo, 2009:152) aksiologi adalah nilai-nilai sebagai tolak ukur kebenaran, etika dan moral sebagai dasar normative penelitian dan penggalian, serta penerapan ilmu.(Afidbuhanuddin, 2012)
Di sini mempertanyakan apa nilai kegunaan pengetahuan kulit manggis tersebut?. Kegunaan atau landasan aksiologi kulit manggis adalah bertujuan untuk kesehatan manusia. Manggis (Garcinia mangostana L) bermanfaat untuk kesehatan tubuh karena diketahui mengandung Xanthone sebagai antioksidan, antiproliferativ, antiinflamasi dan anti microbial. Sifat antioksidannya melebihi vitamin E dan vitamin C.
Xanthone merupakan subtansi kimia alami yang tergolong senyawa polyhenolic. Peneliti dari universitas Taichung di Taiwan telah mengisolasi xanthone dan derivatnya dari kulit buah manggis (pericarp) di antaranya diketahui adalah3-isomangostein, alpha mangostin, Gamma-mangostin, Garcinone B, C, D dan garcinone E, maclurin, dan mangostenol

NB: masih banyak kekurangan dalam tulisan ini, ada kritik dan saran silahkan dipost,. karena 1 kritik dan saran anda dapat membawa perubahan menjadi yang lebih baik. 
Trima kasih..... :)

Jumat, 26 Juni 2015

Lindungi Generasi Penerus Bangsa dari Penelantaran Orang Tua

Anak merupakan aset dan generasi penerus bangsa yang notabenenya menentukan arah perjalanan suatu bangsa. Dalam Konveksi Hak Anak (KHA) anak merupakan setiap manusia yang berusia dibawah 18 tahun, kecuali berdasarkan undang-undang yang berlaku bagi anak yang ditentukan bahwa anak usia dewasa telah mencapai lebih awal. Keluarga adalah institusi terkecil yang merupakan benteng terakhir penjagaan anak-anak dari bahaya yang berasal dari luar, baik berupa bahaya fisik maupun bahaya pemikiran.
Apabila ditelaah akar masalah dari semua yang terjadi pada anak seperti penelantaran anak yang baru-baru ini menjadi perbincangan dimasyarakat  karena terjadinya sistem modernitas dan kehidupan berbasis demokrasi dengan nilai-nilai bebasnya, seperti HAM. Sistem ini berdampak pada terciptanya sebuah keluarga individualis. Seringkali orang tua tidak mengerti bahwa mereka telah melakukan kesalahan terhadap anak-anak mereka bahkan mereka telah menelantarkan anak-anak mereka.
Bulan mei 2015, terjadi kasus penelantaran anak di Cluster Nusa Dua Blok E6 No. 37, Perumahan Citra Gran Cibubur, Bekasi, Jawa Barat. Kasus penelantaran 5 orang anak oleh dosen STT Muhammadiyah Utomo Prabowo dan istrinya Nurindria Sari bukan dilandasi karena masalah eknomi melainkan karena penggunaan narkoba. Kasus ini berawal dari salah satu anak laki-laki dari pasangan suami istri ini yang selalu berada diluar luar rumah siang dan malam. Ketika ditanya warga ternyata dia tidak diijinkan masuk kerumah dan tidak diberi makan oleh orang tuanya selama 1 bulan lebih, hingga hidup menggelandang disekitar perumahan dan tidur di pos satpam. Hanya belas kasihan dari warga dia mendapatkan makan dan minum serta pakaian yang layak. Suami istri ini menganggap penelantaran anak adalah hal yang benar untuk pendidikan anaknya, sehingga mereka tega melakukan penelantaran terhadap anak-anaknya.
Buruknya pola asuh orang tua memberikan dampak yang buruk terhadap perkembangan fisik dan psikis anak. Perlakuan-perlakuan dari kasus diatas menyebabkan pembentukan konsep diri yang tidak baik untuk anak-anak kedepannya. Seorang anak harusnya mendapat perhatian yang layak dari orang tuanya, baik dalam segi pendidikan maupun lainnya. Seorang anak wajib dilindungi dan dijaga kehormatan, martabat, dan harga dirinya secara wajar. Baik hukum, ekonomi, politik maupun sosial budaya tanpa membedakan suku, agama, ras, dan golongan.Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, bahwa anak merupakan karunia Tuhan, yang senantiasa harus dijaga. Sebab didalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi.
Orang tua wajib menerapkan pola asuh dan didik yang benar sesuai etika, moral dan nilai agama yang berlaku ditengah masyarakat. Orang tua memiliki hak dan tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan primer anak-anaknya yang meliputi kebutuhan tempat pakaian, makan sehari-hari, serta tempat tinggal.
Dari kasus ini tidak bisa menyalahkan keluarga saja karena ada peran pemerintah yang seharusnya mampu mencegah terjadinya disfungsi keluarga ini. Kasus penelantaran anak oleh orang tuanya menjadi salah satu contoh kelalaian Negara dalam menyosialisasikan bagaimana pola asuh yang seharusnya dilakukan oleh setiap orang tua.

Agama Islam mengajarkan pemeluknya untuk memberikan perlindungan terhadap anak. Perlindungan anak tersebut berupa jaminan dan perlindungan hak-haknya, serta mendapat perlindungan dari setiap tindak kekerasan, penelantranan ataupun diskriminasi. Dalam konteks hukum Islam, penelantaran oleh orang tua merupakan pelanggaran terhadap prinsip dasar dari sisi (hifz-an-nasl), dan kejahatan tersebut harus mendapatkan sanksi dan moral.
يا ايها الذين ءامنوقوا آنفسكم وآهليكم نا را وقودها الناس والحجارة عليها ملئكة غلاظ شدا دلا يعصون الله ما آ مرهم ويفعلون ما يؤ مرون 
“Hai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (Qs. At-Tahrim ayat 6).
عن ابي رافع رضي ا لله عنه قال: قلت يا ر سو ل الله. للو لد علينا حق كحقنا عليهم. قال. نعم. حق الولد على الو لد آن يعله الكتا بة, والسبا حة, والر ما ية, وان لا ير زقه إلآ طيبا
 “Dari Abi Rafa’I, Berkata, saya bertanya, wahai Rasulullah apakah ada kewajiban orang tua kepada kita seperti kewajiban kita kepada mereka? Rasul menjawab “Ya, kewajiban orang tua atas anaknya mengajari, menulis, memanah, dan tidak memberi rizqi kepada mereka kecuali yang baik.” (Hadist Nabi SAW)
Ayat dan Hadist diatas  dapat kita simpulkan bahwa perlindungan anak adalah wujud, dan tanggung jawab dari orang tua terhadap anak. Peningkatan kesadaran terhadap anak merupakan kunci keberhasilan dalam permasalahan mengasuh anak yang dipersiapkan menjadi anggota masyarakat, sehingga bermanfaat dan menjadi warga Negara yang baik.

Selasa, 30 Desember 2014

FISIKA MODERN (RADIOAKTIVITAS)



MAKALAH RADIOAKTIVITAS (FISIKA MODERN)
FISIKA DASAR



Dosen Pembimbing :
Eva Weddakarti ,S.Pd,M.Si

DISUSUN OLEH :
Nama   : Ulfa Ainur Rida (14610049)
  Anik Rizka Rahmawati (14610052)
  Mahdiatul Maknun (14610055)
  Cici Erisa Maulida (14610059)
  Luluk Handayani (14610065)



JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan  kehadirat ALLAH SWT, Sang Pencipta alam semesta beserta isinya, Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana atas segala limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan  Makalah radioaktivitas” ini dengan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan laporan ini adalah suatu bentuk tanggung jawab penulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Dasar.
Kami menyadari bahwa penulis hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Sehingga sangat wajar jika dalam penulisan dan penyusunan laporan praktikum ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis senantiasa menanti kritik dan saran dalam upaya evaluasidiri.
Di samping masih banyaknya ketidak sempurnaan penulisan dan penyusunan makalah, kami berharap semoga makalah  ini dapat memberikan manfaat dan hikmah serta dapat menambah dan memperkaya wawasan ilmu pengetahuan bagi penulis, pembaca, dan seluruh mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang . Amin yaa rabbal’alamin.

Malang,  8 November  2014

Tim Penyusun





i






Daftar Isi
Kata Pengatar……………………………………..……………………………………………i
Daftar Isi………………………………………………………………………………………ii
Bab I Pendahuluan
1.1  Latar Belakang……................…….………………………………………………………1
1.2  Tujuan………………..………………………………………………….…………………1
1.3  Manfaat………………………………………………………………….…………………2
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Radioaktivitas……………………………………………………………….....3
2.2 Radioaktivitas alamai dan buatan……………………………………………….…………4
2.3 Jenis-jenis sinar radioaktif....………………………………………………………………6
2.4 sifat-sifat sinar radioaktif…...……………………………………………………………..6
2.5 Intensitas sinar radioaktif………………………………………...………………………..8
2.6 Peluruhan zat radioaktif……...…………………………………………………………...10
2.7 Besaran radioaktif…………………………………………………………...……………12
2.8 Deret radiooaktif………………………………………………………………………….14
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan………………………………………………………….……………………16
Daftar Pustaka………………………………………………………...………………………iii




ii



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Radioaktivitas ditemukan oleh H. Becquerel pada tahun 1896. Becquerel menamakan radiasi
dengan uranium. Dua tahun setelah itu, Marie Curie meneliti radiasi uranium dengan
menggunakan alat yang dibuat oleh Pierre Curie, yaitu pengukur listrik piezo (lempengan
kristal yang biasanya digunakan untuk pengukuran arus listrik lemah), dan Marie Curie
berhasil membuktikan bahwa kekuatan radiasi uranium sebanding dengan jumlah kadar
uranium yang dikandung dalam campuran senyawa uranium. Disamping itu, Marie Curie juga menemukan bahwa peristiwa peluruhan tersebut tidak dipengaruhi oleh suhu atau tekanan, dan radiasi uranium dipancarkan secara spontan dan terus menerus tanpa bisa dikendalikan. Marie Curie juga meneliti campuran senyawa lain, dan menemukan bahwa campuran senyawa thorium juga memancarkan radiasi yang sama dengan campuran senyawa uranium, dan sifat pemancaran radiasi seperti ini diberi nama radioaktivitas. Pada tahun 1898, ia menemukan unsur baru yang sifatnya mirip dengan bismut. Unsur baru ini dinamakan polonium diambil dari nama negara asal Marie Curie, yaitu Polandia. Setelah itu H. Becquerel dan Marie Curie melanjutkan penelitiannya dengan menganalisis pitch blend
(bijih uranium). Mereka berpendapat bahwa di dalam pitch blend terdapat unsur yang
radioaktivitasnya lebih kuat daripada uranium atau polonium. Pada tahun yang sama mereka
mengumumkan bahwa ada unsur radioaktif yang sifatnya mirip dengan barium. Unsur baru ini dinamakan radium (Ra), yang artinya benda yang memancarkan radiasi. Ernest Rutherford menyatakan bahwa sinar radioaktif dapat dibedakan atas sinar alfa yang bermuatan positif dan sinar beta yang bermuatan negatif. Paul Ulrich Villard, seorang ilmuwan Prancis, menemukan sinar radioaktif yang tidak bermuatan, yaitu sinar gamma.

1.2  Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yakni agar mahasiswa mengetahui definisi radioaktivitas, sifat sifat sinar radioaktif, intensitas sinar radioaktif, peluruhan zat radioaktif (disintegrasi), besaran radioaktif, serta deret radioaktif.


1


1.3  Manfaat
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami definisi radioaktivitas, sifat sifat sinar radioaktif, intensitas sinar radioaktif, peluruhan zat radioaktif (disintegrasi), besaran radioaktif, deret radioaktif serta mampu mengaplikasikan dalam kehidupan.




























2


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Unsur penyusun inti atom adalah proton dan neutron. Agar proton setimbang (stabil) dalam atom, maka gaya inti dan gaya tolak-menolak antarproton harus sama. Jika ada penambahan proton pada inti atom, maka harus diikuti penambahan neutron. Untuk atom dengan nomor atom lebih dari 80 (uranium), gaya tolak-menolak antarproton tidak dapat diimbangi dengan penambahan neutron. Hal ini menyebabkan inti atom uranium tidak stabil. Inti yang tidak stabil ini akan memancarkan sinar radioaktif secara spontan. Peristiwa pemancaran sinar radioaktif inilah yang disebut radioaktivitas. Unsur radioaktivitas yang berasal dari alam disebut unsur radioaktif alami, sedangkan unsur radioaktif yang diciptakan manusia disebut unsur radioaktif  buatan
            Radioaktivitas disebut juga peluruhan radioaktif. Radioaktivitas adalah peritiwa terurainya beberapa inti atom tertentu secara spontan yag diikiuti dengan pancaran partikel alfa (inti helium), partikel beta (electron), atau radiasi gamma (gelombang elektromagnetik gelombang pendek). Radioaktivitas merupakan peristiwa pemancaran sinar-sinar radioaktif secara spontan disertai peluruhan (pembelahan) inti atom menjadi inti atom unsur lain. Sinar-sinar yang dipancarkan disebut sinar radioaktif, sedangkan zat yang memancarkan sinar radioaktif disebut dengan zat radioaktif.
            Radiasi-radiasi radioaktif yang dipancarkan oleh elemen-elemen polonium dan radium mengadung partikel-partikel sebagai berikut :
1.      Sinar-sinar α atau partikel-partikel α
2.      Sinar-sinar β atau partikel-partikel β
3.      Sinar-sinar γ atau partikel-partikel γ



3



2.2 Radioaktivitas alami dan buatan
Berdasarkan asalnya, radioaktivitas dikelompokkan menjadi radioaktivitas alam, dan radioaktivitas buatan (hasil kegiatan yang dilakukan manusia). Radioaktivitas alam yang ditunjukkan oleh elemen-elemen yang ditemukan di dalam alam. Dalam radioaktivitas alam, ada yang berasal dari alam dan dari radiasi kosmik. Radioaktivitas buatan dengan menggunakan teknik modern maka transmutasi buatan dari elemen dapat dilakukan dan menghasilkan radioaktivitas pada elemen-elemen yang lebih ringan dari pada elemen-elemen radioaktivitas alam. Dalam radioaktivitas buatan dipancarkan oleh radioisotop yang sengaja dibuat manusia, dan berbagai jenis radionuklida dibuat sesuai dengan penggunaannya.
·         Radioaktivitas alam
1.      Radioaktivitas primordial
Pada litosfer, banyak terdapat inti radioaktif yang sudah ada bersamaan dengan terjadinya bumi, yang tersebar secara luas yang disebut radionuklida alam. Radionuklida alam banyak terkandung dalam berbagai macam materi dalam lingkungan, misalnya dalam air, tumbuhan, kayu, bebatuan, dan bahan bangunan. Radionuklida primordial dapat ditemukan juga di dalam tubuh mausia. Terutama radioisotop yang terkandung dalam kalium alam.
2.      Radioaktivitas yang berasal dari radiasi kosmik
Pada saat radiasi kosmik masuk ke dalam atmosfer bumi, terjadi interaksi dengan inti atom yang ada di udara menghasilkan berbagai macam radionuklida. Yang paling banyak dihasilkan adalah H-3 dan C-14. Kecepatan peluruhan dan kecepatan pembentukan radionuklida seimbang, sehingga secara teoritis jumlahnya di alam adalah tetap. Berdasarkan fenomena tersebut, maka dengan mengukur kelimpahan C-14 yang ada dalam suatu benda, dapat ditentukan umur dari benda tersebut dan metode penentuan umur ini dinamakan penanggalan karbon (Carbon Dating).

4
·       

   Radioaktivitas Buatan
1.      Radioaktivitas yang berhubungan dengan pembangkit listrik tenaga nuklir
Energi yang dihasilkan oleh proses peluruhan dapat digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir. Dalam instalasi pembangkit listrik tenaga nuklir, faktor keselamatan radiasi menjadi prioritas yang utama, dan dengan berkembangnya  teknologi pembangkit listrik tenaga nuklir, maka tingkat keselamatan radiasinya pun semakin tinggi.
2.      Radioaktivitas akibat percobaan senjata nuklir
Radioaktivitas yang berasal dari jatuhan radioaktif akibat percobaan senjata nuklir disebut fall out. Tingkat radioaktivitas dari fall out yang paling tinggi terjadi pada tahun 1963 dan setelah itu jumlahnya terus menurun. Hal itu disebabkan pada tahun 1962 Amerika dan Rusia mengakhiri percobaan senjata nuklir di udara.
3.      Radioaktivitas dalam kedokteran
Radioaktivitas yang berasal dari radioisotop dalam bidang kedokteran digunakan misalnya untuk diagnosis, terapi, dan sterilisasi alat kedokteran. Uraian lengkap dari penggunaan radioaktivitas di bidang kedokteran dapat dibaca pada pokok bahasan penggunaan radiasi dalam bidang kedokteran.
4.      Radioaktivitas dalam rekayasa teknologi
Penggunaan radiasi dalam bidang pengukuran (gauging), analisis struktur materi, pengembangan bahan-bahan baru, dan sebagai sumber energi dibahas dalam pokok bahasan penggunaan radiasi dalam rekayasa teknologi. 
5.      Radioaktivitas dalam bidang pertanian
Penggunaannya dalam bioteknologi, pembasmian serangga atau penyimpanan bahan pangan, dan teknologi pelestarian lingkungan dibahas dalam pokok bahasan penggunaan radiasi dalam produksi pertanian, kehutanan dan laut.
5


2.3 Jenis – jenis sinar radioaktif
Berdasarkan partikel penyusunnya, sinar radioaktif dibagi menjadi tiga, yaitu sinar alfa, sinar beta, dan sinar gamma.
2.3.1 Sinar Alfa (Sinar α)
Sinar alfa adalah sinar yang dipancarkan oleh unsur radioaktif. Sinar ini ditemukan secara bersamaan dengan penemuan fenomena radioaktivitas, yaitu peluruhan inti atom yang berlangsung secara spontan, tidak terkontrol, dan menghasilkan radiasi. Sinar alfa terdiri atas dua proton dan dua neutron.
2.3.2 Sinar Beta (Sinar β)
Sinar beta merupakan elektron berenergi tinggi yang berasal dari inti atom. Sinar β tersebut membawa satu satuan muatan negative dan massanya diabaikan.
2.3.3 Sinar Gamma (Sinar γ)
Sinar gamma adalah radiasi gelombang elektromagnetik yang terpancar dari inti atom dengan energi yang sangat tinggi yang tidak memiliki massa maupun muatan. Sinar gamma ikut terpancar ketika sebuah inti memancarkan sinar alfa dan sinar beta. Peluruhan sinar gamma tidak menyebabkan perubahan nomor atom maupun massa atom.

2. 4 Sifat-sifat sinar radioaktif

2.4.1        Sinar alfa :
1.      Sinar alfa merupakan inti He.
  1. Dapat menghitamkan pelat film (yang berarti memiliki daya ionisasi). Daya ionisasi sinar alfa paling kuat daripada sinar beta dan gamma.
  2. Mempunyai daya tembus paling lemah di antara ketiga sinar radioaktif.
  3. Dapat dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet.
  4. Mempunyai jangkauan beberapa sentimeter di udara dan 102 mm di dalam logam




6


2.4.2        Sinar beta
1.      Mempunyai daya ionisasi yang lebih kecil dari sinar alfa.
  1. Mempunyai daya tembus yang lebih besar daripada sinar alfa.

  1. Dapat dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet.
  2. Dapat melewati lempeng alumunium setebal 3mm.

2.4.3        Sinar gamma
1. Sinar gamma tidak memiliki jangkauan maksimal di udara, semakin jauh dari sumber    intensitasnya makin kecil.
      2. Mempunyai daya ionisasi paling lemah.
      3. Mempunyai daya tembus yang terbesar.
      4. Tidak membelok dalam medan listrik maupun medan magnet.


Keterangan
Sinar alfa
Sinar beta
Sinar gamma
Lambang
Muatan
Pengaruh medan magnet dan medan listrik
Massa (sma)
Daya tembus
Daya ionisasi
2He4 (α)
+2
Dibelokkan
4
Kecil
Besar


-1e0(β)
-1
Dibelokkan
0
Sedang
Sedang
0γ0
0 (foton)
Lurus
0
Besar
Kecil





7


2.5 Intensitas sinar radioaktif
            Radiasi gamma mempunyai energi yang diskrit. Energi sinar gamma (γ) akan berkurang atau terserap oleh suatu keping logam dengan ketebalan x yang dilewatinya. Karena ada penyerapan energi olah bahan maka intensitas dari sinar gamma akan berkurang setelah melewati keping tersebut.
I=I0eµx

I0 =  intensitas sinar radioaktif sebelum melewati keping (W/m2)
I   = intensitas sinar radioaktif setelah melewati keping (W/m2)
x  = tebal keeping (m)
µ  = koefisien pelemahan bahan (m-1)

bila I = 1/2I0, ketebalan bahan disebut half value layer (HVL), yaitu tebal lapisan bahan yang menyebabkan intensitas sinar radioaktif menjadi setengah intensitas mula-mula.


 I0 = I0e-µx
x =

x adalah ketebalan bahan yang menybabkan I= I0, x disebut half value layer (HLV).

2.6  Peluruhan zat radioaktif ( disintegrasi)
Disintegrasi inti adalah peristiwa berubahnya inti atom mejadi inti atom lain yag berlangsung dengan sendirinya. Inti-inti yang tidak stabil akan meluruh (bertransformasi) 

8


menuju konfigurasi yang baru yang mantap (stabil). Dalam proses peluruhan akan terpancar sinar alfa, sinar beta, atau sinar gamma dan energi peluruhan. Jika inti radioaktif meluruh, akan menjadi inti baru yang beda sifat kimianya. Unsur radioaktif secara spontan memancarkan radiasi, yang berupa partikel atau gelombang elektromagnet (non partikel).
2.6.1. Peluruhan Sinar Alfa
Suatu inti yang tidak stabil dapat meluruh menjadi inti yang lebih ringan dengan memancarkan partikel alfa (inti atom helium). Pada peluruhan alfa terjadi pembebasan energi. Energi yang dibebaskan akan menjadi energi kinetik partikel alfa dan inti anak. Inti anak memiliki energi ikat per nukleon yang lebih tinggi dibandingkan induknya.
Jika inti memancarkan sinar α (inti http://latex.codecogs.com/gif.latex?\fn_jvn%20_%7b2%7d%5e%7b4%7dHe, maka inti tersebut kehilangan 2 proton dan 2 neutron, sehingga Z berkurang 2, n berkurang 2, dan A berkurang 4.
Persamaan peluruhannya sinar alfa:
         +


 Contoh peluruhan sinar alfa:

         +
           +


Ernest Rutherford menemukan bahwa partikel α adalah atom-atom helium tanpa elektron dan partikel α atau β keluar dari atom, jenis atom berubah. Perubahan demikian dapat menyebabkan radiasi γ.
Peluruhan alfa menyebabkan nomor atom berkurang dua dan nomor massa berkurang empat, dan karena itu sebuah inti baru akan terbentuk. Adapun pada peluruhan beta akan menambah atau mengurangi nomor atom sebesar satu (nomor massa tetap sama). 


9



2.6.2. Peluruhan Sinar Beta
Salah satu bentuk peluruhan sinar beta adalah peluruhan neutron. Neutron akan meluruh menjadi proton, elektron, dan antineutrino. Antineutrino merupakan partikel netral yang mempunyai energi, tetapi tidak memiliki massa. Bentuk peluruhan sinar beta yang lain adalah peluruhan proton. Proton akan meluruh menjadi neutron, positron, dan neutrino. Neutrino memiliki sifat yang sama dengan antineutrino. Peluruhan sinar beta bertujuan agar perbandingan antara proton dan neutron di dalam inti atom menjadi seimbang sehingga inti atom tetap stabil.
Jika inti radioaktif memancarkan sinar beta (β) maka nomor massa inti tetap (jumlah nukleon tetap), tetapi nomor atom berubah. Terjadi dua proses peluruhan sinar beta, yaitu:

           
              +        X= inti induk
             +         Y= inti anak
  
Contoh peluruhan sinar beta :

               +
               +

2.6.3. Peluruhan Sinar Gamma
Suatu inti atom yang berada dalam keadaan tereksitasi dapat kembali ke keadaan dasar (ground state) yang lebih stabil dengan memancarkan sinar gamma. Peristiwa ini dinamakan peluruhan sinar gamma. Atom yang tereksitasi biasanya terjadi pada atom yang memancarkan sinar alfa maupun sinar beta, karena pemancaran sinar gamma biasanya menyertai pemancaran sinar alfa dan sinar beta. Peluruhan gamma hanya mengurangi energi saja, tetapi tidak mengubah susunan inti.


10


Peluruhan radioaktif

Seperti dalam atom, inti atom dapat berada pada keadaan eksitasi, yaitu keadaan inti yang tingkat energinya lebih tinggi dari keadaan dasarnya. Inti yang berada pada keadaan eksitasi diberi tanda star (*). Keadaan eksitasi inti ini dihasilkan dari tumbukan dengan partikel lain.
Persamaan peluruhan sinar gamma:

          + γ


Inti yang berada dalam keadaan eksitasi pada umumnya terjadi setelah peluruhan. Misalnya:
            +
              +





11


2.7 Besaran radioaktif
2.7.1 Waktu paruh
Waktu yang diperlukan agar banyaknya radionuklida (inti) yang belum berdisintegrasi tinggal setengah dari semula. Radiasi radionuklida mempunyai sifat yang khas (unik) untuk masing-masing inti. Peristiwa pemancaran radiasi suatu radionuklida sulit untuk ditentukan, tetapi untuk sekumpulan inti yang sama, keboleh jadian peluruhannya dapat diperkirakan.  Waktu paruh bersifat khas terhadap setiap jenis inti.
T =
N=N0  dengan
n=

T = waktu paruh (s)
T = lamanya meluruh/berdisintegrasi (s)
 λ = konstanta peluruhan(s-1)
N0 = jumlah zat mula-mula
N = jumlah zat yang belum meluruh






12


2.7.2 Aktivitas radioaktif (R)
Aktivitas radioaktif adalah banyaknya inti yang berdisintegrasi dalam waktu 1 detik. Semakin besar aktivitasnya, semakin banyak inti atom yang berdisintegrasi perdetik. (Aktivitas tidak bersangkut paut dengan jenis peluruhan atau radiasi yang dipancarkan oleh cuplikan, atau dengan energi radiasi yang dipancarkan. Aktivitas haya ditentukan oleh jumlah peluruhan perdetik).
R =  λN
R = R0

R = aktivitas radioaktif
N = banyaknya inti zat radioaktif
R0 = aktivitas radioaktif mula-mula
T = waktu paruh
Satuan aktivitas radioaktif
1 Ci = 3,7 x 1010 Bq
1 Rd = 106 Bq
1 ci = 3,7 x 104 Rd





13


2.7.3 Dosis serap (D)
Dosis serap adalah banyaknya energy yang diserap tiap satuan massa tertentu.
D =
E = energy radiasi pengion (J)
M = massa yang menyerap energy radiasi (kg)
D = dosis serap (Gray)
Satuan dosis serap
1 rad = 102 erg/g
1 gray = 1 joule/kg
1 gray = 102 rad

2.8 Deret radioaktif
Usur usur yang bersifat radioaktif mempunyai kecenderugan untuk membentuk unsur yang stabil, sehingga unsur-unsur radioaktif ini meluruh sampai terbentuk unsur baru yang stabil. Pada saat meluruh, unsur-usur radioaktif ini memancarkan sinar-sinar radioaktif. Dari berbagai unsur jenis radioaktif ini, ada 4 unsur radioaktif yang disebut deret radioaktif.
Nama Deret
Nomor Massa
Unsur Induk
Unsur Stabil
Waktu Paruh
Thorium
Neptunium (unsur buatan)
Uranium
Actinium
4n
4n + 1

4n + 2
4n + 3
90Th232
93Ni237

92U238
89Ac227
82Pb208
83Bi209

82Pb206
82Pb207
1,39 x 1010 th
2,25 x 106 th

4,51 x 109 th
7,07 x 108 th



14
Deret thorium dimulai dari inti induk dan 90Th232 berakhir pada inti 82Pb208. Deret ini juga disebut dengan deret 4n, sebab nomor massanya selalu kelipatan 4.
Deret neptunium dimulai dari induk 93Ni237 dan berakhir pada inti 83Bi209. Deret ini juga disebut deret (4n + 1), karena nomor massanya selalu dapat dinyatakan dalam bentuk 4n +1.
Deret uranium dimulai dari inti induk 92U238dan berakhir pada 82Pb206 Deret ini disebut juga deret (4n +2), karena nomor massanya selalu dapat dinyatakan dalam bentuk 4n + 2.
Deret actinium dimulai dari inti induk 89Ac227 dan berakhir pada 82Pb207. Deret ini juga disebut deret (4n +3), sebab nomor massanya selalu dapat dinyatakan dalam bentuk 4n + 3.















15


BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
·         Radioaktivitas merupakan peristiwa pemancaran sinar-sinar radioaktif secara spontan disertai peluruhan (pembelahan) inti atom menjadi inti atom unsur lain. Sinar-sinar yang dipancarkan disebut sinar radioaktif, sedangkan zat yang memancarkan sinar radioaktif disebut dengan zat radioaktif.

·         Sifat – sifat radioaktif
1.      Sinar alfa :
ü  Sinar alfa merupakan inti He.
ü  Dapat menghitamkan pelat film (yang berarti memiliki daya ionisasi). Daya ionisasi sinar alfa paling kuat daripada sinar beta dan gamma.
ü  Mempunyai daya tembus paling lemah di antara ketiga sinar radioaktif.
ü  Dapat dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet.
ü  Mempunyai jangkauan beberapa sentimeter di udara dan 102 mm di dalam logam
2.      Sinar beta
ü  Mempunyai daya ionisasi yang lebih kecil dari sinar alfa.
ü  Mempunyai daya tembus yang lebih besar daripada sinar alfa.
ü  Dapat dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet.
ü  Dapat melewati lempeng alumunium setebal 3mm.
3.      Sinar gamma
ü  Sinar gamma tidak memiliki jangkauan maksimal di udara, semakin jauh dari sumber intensitasnya makin kecil.
ü  Mempunyai daya ionisasi paling lemah.
ü  Mempunyai daya tembus yang terbesar.
ü  Tidak membelok dalam medan listrik maupun medan magnet.

16


·         Intensitas Radioaktif : Radiasi gamma mempunyai energi yang diskrit. Energi sinar gamma (γ) akan berkurang atau terserap oleh suatu keping logam dengan ketebalan x yang dilewatinya. Karena ada penyerapan energi olah bahan maka intensitas dari sinar gamma akan berkurang setelah melewati keping tersebut.
·         Peluruhan zat radioaktif ( disintegrasi) : peristiwa berubahnya inti atom mejadi inti atom lain yag berlangsung dengan sendirinya. Inti-inti yang tidak stabil akan meluruh (bertransformasi) menuju konfigurasi yang baru yang mantap (stabil). Dalam proses peluruhan akan terpancar sinar alfa, sinar beta, atau sinar gamma dan energy peluruhan. Jika inti radioaktif meluruh, akan menjadi inti baru yang beda sifat kimianya. Unsur radioaktif secara spontan memancarkan radiasi, yang berupa partikel atau gelombang elektromagnet (non partikel).
·         Besaran radioaktif :
1.      Waktu paruh : waktu yang diperlukan agar banyaknya radionuklida (inti) yang belum berdisintegrasi tinggal setengah dari semula.
2.      Aktivitas radioaktif : banyaknya inti yang berdisintegrasi dalam waktu 1 detik.
3.      Dosis serap : banyaknya energy yang diserap tiap satuan massa tertentu.
·         Deret Radioaktif
1.      Deret thorium dimulai dari inti induk dan 90Th232 berakhir pada inti 82Pb208. Deret ini juga disebut dengan deret 4n, sebab nomor massanya selalu kelipatan 4.
2.      Deret neptunium dimulai dari induk 93Ni237 dan berakhir pada inti 83Bi209. Deret ini juga disebut deret (4n + 1), karena nomor massanya selalu dapat dinyatakan dalam bentuk 4n +1.
3.      Deret uranium dimulai dari inti induk 92U238dan berakhir pada 82Pb206 Deret ini disebut juga deret (4n +2), karena nomor massanya selalu dapat dinyatakan dalam bentuk 4n + 2.
4.      Deret actinium dimulai dari inti induk 89Ac227 dan berakhir pada 82Pb207. Deret ini juga disebut deret (4n +3), sebab nomor massanya selalu dapat dinyatakan dalam bentuk 4n + 3.



17


DAFTAR PUSTAKA
Bueche, Frederick J. 1989. Fisika edisi kedelapan. Jakarta : Erlangga
Krane, Kenneth. 2008.Fisika Modern.Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press)
Lasmi, Ni Ketut. 2012. SPM Fisika untuk SMA dan MA. Bandung : Erlangga
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia dasar Prinsip dan Terapan Modern edisi keempat jilid 1.                       
             Bandung : Erlagga
Prof.Dr.Muljono.2003.fisika Modern.Yogyakarta:2003
www.batan.go.id. Diakses 10 November 2014










iii