MAKALAH RADIOAKTIVITAS (FISIKA MODERN)
FISIKA DASAR
Dosen Pembimbing :
Eva Weddakarti ,S.Pd,M.Si
DISUSUN OLEH :
Nama :
Ulfa Ainur Rida (14610049)
Anik Rizka Rahmawati (14610052)
Mahdiatul Maknun (14610055)
Cici Erisa Maulida (14610059)
Luluk Handayani (14610065)
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH SWT, Sang Pencipta alam
semesta beserta isinya, Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana atas segala
limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan “Makalah radioaktivitas” ini dengan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari
penulisan laporan ini adalah suatu bentuk tanggung jawab penulis untuk memenuhi tugas
mata kuliah Fisika Dasar.
Kami
menyadari bahwa penulis hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan
dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Sehingga
sangat wajar jika dalam penulisan dan penyusunan laporan praktikum ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis senantiasa menanti kritik dan saran
dalam upaya evaluasidiri.
Di samping masih banyaknya ketidak
sempurnaan penulisan dan penyusunan makalah, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan hikmah serta
dapat menambah dan memperkaya wawasan ilmu pengetahuan bagi penulis, pembaca,
dan seluruh mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang . Amin yaa
rabbal’alamin.
Malang,
8 November 2014
Tim Penyusun
i
Daftar Isi
Kata
Pengatar……………………………………..……………………………………………i
Daftar
Isi………………………………………………………………………………………ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang……................…….………………………………………………………1
1.2 Tujuan………………..………………………………………………….…………………1
1.3 Manfaat………………………………………………………………….…………………2
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian
Radioaktivitas……………………………………………………………….....3
2.2 Radioaktivitas
alamai dan buatan……………………………………………….…………4
2.3 Jenis-jenis sinar
radioaktif....………………………………………………………………6
2.4 sifat-sifat sinar
radioaktif…...……………………………………………………………..6
2.5 Intensitas sinar
radioaktif………………………………………...………………………..8
2.6 Peluruhan zat
radioaktif……...…………………………………………………………...10
2.7 Besaran
radioaktif…………………………………………………………...……………12
2.8 Deret
radiooaktif………………………………………………………………………….14
BAB III Penutup
3.1
Kesimpulan………………………………………………………….……………………16
Daftar Pustaka………………………………………………………...………………………iii
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Radioaktivitas
ditemukan oleh H. Becquerel pada tahun 1896. Becquerel menamakan radiasi
dengan
uranium. Dua tahun setelah itu, Marie Curie meneliti radiasi uranium dengan
menggunakan
alat yang dibuat oleh Pierre Curie, yaitu pengukur listrik piezo (lempengan
kristal
yang biasanya digunakan untuk pengukuran arus listrik lemah), dan Marie Curie
berhasil
membuktikan bahwa kekuatan radiasi uranium sebanding dengan jumlah kadar
uranium
yang dikandung dalam campuran senyawa uranium. Disamping itu, Marie Curie juga menemukan
bahwa peristiwa peluruhan tersebut tidak dipengaruhi oleh suhu atau tekanan, dan
radiasi uranium dipancarkan secara spontan dan terus menerus tanpa bisa
dikendalikan. Marie Curie juga meneliti campuran senyawa lain, dan menemukan
bahwa campuran senyawa thorium juga memancarkan radiasi yang sama dengan
campuran senyawa uranium, dan sifat pemancaran radiasi seperti ini diberi nama
radioaktivitas. Pada tahun 1898, ia menemukan unsur baru yang sifatnya mirip
dengan bismut. Unsur baru ini dinamakan polonium diambil dari nama negara asal
Marie Curie, yaitu Polandia. Setelah itu H. Becquerel dan Marie Curie
melanjutkan penelitiannya dengan menganalisis pitch blend
(bijih
uranium). Mereka berpendapat bahwa di dalam pitch blend terdapat unsur
yang
radioaktivitasnya
lebih kuat daripada uranium atau polonium. Pada tahun yang sama mereka
mengumumkan
bahwa ada unsur radioaktif yang sifatnya mirip dengan barium. Unsur baru ini dinamakan
radium (Ra), yang artinya benda yang memancarkan radiasi. Ernest Rutherford menyatakan bahwa
sinar radioaktif dapat dibedakan atas sinar alfa yang bermuatan positif dan
sinar beta yang bermuatan negatif. Paul Ulrich Villard, seorang ilmuwan
Prancis, menemukan sinar radioaktif yang tidak bermuatan, yaitu sinar gamma.
1.2 Tujuan
Tujuan
penulisan makalah ini yakni agar mahasiswa mengetahui definisi radioaktivitas,
sifat sifat sinar radioaktif, intensitas sinar radioaktif, peluruhan zat
radioaktif (disintegrasi), besaran radioaktif, serta deret radioaktif.
1
1.3 Manfaat
Mahasiswa
dapat mengetahui dan memahami definisi radioaktivitas, sifat sifat sinar radioaktif,
intensitas sinar radioaktif, peluruhan zat radioaktif (disintegrasi), besaran
radioaktif, deret radioaktif serta mampu mengaplikasikan dalam kehidupan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Unsur
penyusun inti atom adalah proton dan neutron.
Agar proton setimbang (stabil) dalam atom, maka gaya inti dan gaya
tolak-menolak antarproton harus sama. Jika ada penambahan proton pada inti
atom, maka harus diikuti penambahan neutron. Untuk atom dengan nomor atom lebih
dari 80 (uranium), gaya tolak-menolak antarproton tidak dapat diimbangi dengan
penambahan neutron. Hal ini menyebabkan inti atom uranium tidak stabil. Inti
yang tidak stabil ini akan memancarkan sinar radioaktif secara spontan.
Peristiwa pemancaran sinar radioaktif inilah yang disebut radioaktivitas. Unsur
radioaktivitas yang berasal dari alam disebut unsur radioaktif alami, sedangkan
unsur radioaktif yang diciptakan manusia disebut unsur radioaktif buatan
Radioaktivitas disebut juga
peluruhan radioaktif. Radioaktivitas adalah peritiwa terurainya beberapa inti
atom tertentu secara spontan yag diikiuti dengan pancaran partikel alfa (inti
helium), partikel beta (electron), atau radiasi gamma (gelombang
elektromagnetik gelombang pendek). Radioaktivitas merupakan peristiwa
pemancaran sinar-sinar radioaktif secara spontan disertai peluruhan
(pembelahan) inti atom menjadi inti atom unsur lain. Sinar-sinar yang
dipancarkan disebut sinar radioaktif, sedangkan zat yang memancarkan sinar
radioaktif disebut dengan zat radioaktif.
Radiasi-radiasi radioaktif yang
dipancarkan oleh elemen-elemen polonium dan radium mengadung partikel-partikel
sebagai berikut :
1.
Sinar-sinar
α atau partikel-partikel α
2.
Sinar-sinar
β atau partikel-partikel β
3.
Sinar-sinar
γ atau partikel-partikel γ
3
2.2 Radioaktivitas
alami dan buatan
Berdasarkan
asalnya, radioaktivitas dikelompokkan menjadi radioaktivitas alam, dan
radioaktivitas buatan (hasil kegiatan yang dilakukan manusia). Radioaktivitas
alam yang ditunjukkan oleh elemen-elemen yang ditemukan di dalam alam. Dalam
radioaktivitas alam, ada yang berasal dari alam dan dari radiasi kosmik.
Radioaktivitas buatan dengan menggunakan teknik modern maka transmutasi buatan
dari elemen dapat dilakukan dan menghasilkan radioaktivitas pada elemen-elemen
yang lebih ringan dari pada elemen-elemen radioaktivitas alam. Dalam
radioaktivitas buatan dipancarkan oleh radioisotop yang sengaja dibuat manusia,
dan berbagai jenis radionuklida dibuat sesuai dengan penggunaannya.
·
Radioaktivitas alam
1. Radioaktivitas primordial
Pada
litosfer, banyak terdapat inti radioaktif yang sudah ada bersamaan dengan
terjadinya bumi, yang tersebar secara luas yang disebut radionuklida alam. Radionuklida
alam banyak terkandung dalam berbagai macam materi dalam lingkungan, misalnya
dalam air, tumbuhan, kayu, bebatuan, dan bahan bangunan. Radionuklida
primordial dapat ditemukan juga di dalam tubuh mausia. Terutama radioisotop
yang terkandung dalam kalium alam.
2. Radioaktivitas yang berasal dari radiasi kosmik
Pada
saat radiasi kosmik masuk ke dalam atmosfer bumi, terjadi interaksi dengan inti
atom yang ada di udara menghasilkan berbagai macam radionuklida. Yang paling
banyak dihasilkan adalah H-3 dan C-14. Kecepatan peluruhan dan kecepatan
pembentukan radionuklida seimbang, sehingga secara teoritis jumlahnya di alam
adalah tetap. Berdasarkan fenomena tersebut, maka dengan mengukur kelimpahan
C-14 yang ada dalam suatu benda, dapat ditentukan umur dari benda tersebut dan
metode penentuan umur ini dinamakan penanggalan karbon (Carbon Dating).
4
·
Radioaktivitas Buatan
1. Radioaktivitas yang berhubungan dengan
pembangkit listrik tenaga nuklir
Energi yang dihasilkan oleh proses peluruhan dapat
digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir. Dalam instalasi pembangkit
listrik tenaga nuklir, faktor keselamatan radiasi menjadi prioritas yang utama,
dan dengan berkembangnya teknologi pembangkit listrik tenaga nuklir, maka
tingkat keselamatan radiasinya pun semakin tinggi.
2. Radioaktivitas akibat percobaan senjata nuklir
Radioaktivitas yang berasal dari jatuhan radioaktif akibat
percobaan senjata nuklir disebut fall
out. Tingkat radioaktivitas dari fall
out yang paling tinggi
terjadi pada tahun 1963 dan setelah itu jumlahnya terus menurun. Hal itu
disebabkan pada tahun 1962 Amerika dan Rusia mengakhiri percobaan senjata
nuklir di udara.
3. Radioaktivitas dalam kedokteran
Radioaktivitas yang
berasal dari radioisotop dalam bidang kedokteran digunakan misalnya untuk diagnosis,
terapi, dan sterilisasi alat kedokteran. Uraian lengkap dari penggunaan
radioaktivitas di bidang kedokteran dapat dibaca pada pokok bahasan penggunaan
radiasi dalam bidang kedokteran.
4. Radioaktivitas dalam rekayasa teknologi
Penggunaan radiasi dalam bidang pengukuran (gauging),
analisis struktur materi, pengembangan bahan-bahan baru, dan sebagai sumber
energi dibahas dalam pokok bahasan penggunaan radiasi dalam rekayasa
teknologi.
5. Radioaktivitas dalam bidang pertanian
Penggunaannya dalam bioteknologi, pembasmian serangga atau
penyimpanan bahan pangan, dan teknologi pelestarian lingkungan dibahas dalam
pokok bahasan penggunaan radiasi dalam produksi pertanian, kehutanan dan laut.
5
2.3 Jenis –
jenis sinar radioaktif
Berdasarkan
partikel penyusunnya, sinar radioaktif dibagi menjadi tiga, yaitu sinar alfa,
sinar beta, dan sinar gamma.
2.3.1 Sinar
Alfa (Sinar α)
Sinar alfa
adalah sinar yang dipancarkan oleh unsur radioaktif. Sinar ini ditemukan secara
bersamaan dengan penemuan fenomena radioaktivitas, yaitu peluruhan inti atom
yang berlangsung secara spontan, tidak terkontrol, dan menghasilkan radiasi.
Sinar alfa terdiri atas dua proton dan dua neutron.
2.3.2 Sinar Beta (Sinar β)
Sinar beta
merupakan elektron berenergi tinggi yang berasal dari inti atom. Sinar β
tersebut membawa satu satuan muatan negative dan massanya diabaikan.
2.3.3 Sinar
Gamma (Sinar γ)
Sinar
gamma adalah radiasi gelombang elektromagnetik yang terpancar dari inti atom
dengan energi yang sangat tinggi yang tidak memiliki massa maupun muatan. Sinar
gamma ikut terpancar ketika sebuah inti memancarkan sinar alfa dan sinar beta.
Peluruhan sinar gamma tidak menyebabkan perubahan nomor atom maupun massa atom.
2. 4
Sifat-sifat sinar radioaktif
2.4.1
Sinar alfa :
1. Sinar alfa merupakan inti He.
- Dapat menghitamkan pelat film (yang berarti memiliki daya ionisasi). Daya ionisasi sinar alfa paling kuat daripada sinar beta dan gamma.
- Mempunyai daya tembus paling lemah di antara ketiga sinar radioaktif.
- Dapat dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet.
- Mempunyai jangkauan beberapa sentimeter di udara dan 102 mm di dalam logam
6
2.4.2
Sinar beta
1. Mempunyai daya ionisasi yang lebih
kecil dari sinar alfa.
- Mempunyai daya tembus yang lebih besar daripada sinar alfa.
- Dapat dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet.
- Dapat melewati lempeng alumunium setebal 3mm.
2.4.3
Sinar gamma
1. Sinar
gamma tidak memiliki jangkauan maksimal di udara, semakin jauh dari sumber intensitasnya makin kecil.
2. Mempunyai daya ionisasi paling lemah.
3. Mempunyai daya tembus yang terbesar.
4. Tidak membelok dalam medan listrik maupun medan magnet.
Keterangan
|
Sinar alfa
|
Sinar beta
|
Sinar gamma
|
Lambang
Muatan
Pengaruh medan magnet dan medan
listrik
Massa (sma)
Daya tembus
Daya ionisasi
|
2He4 (α)
+2
Dibelokkan
4
Kecil
Besar
|
-1e0(β)
-1
Dibelokkan
0
Sedang
Sedang
|
0γ0
0 (foton)
Lurus
0
Besar
Kecil
|
7
2.5
Intensitas sinar radioaktif
Radiasi gamma mempunyai energi yang diskrit.
Energi sinar gamma (γ) akan berkurang atau terserap oleh suatu keping
logam dengan ketebalan x yang dilewatinya. Karena ada penyerapan energi olah bahan maka
intensitas dari sinar gamma akan berkurang setelah melewati keping tersebut.
I=I0eµx
|
I0
= intensitas sinar radioaktif sebelum
melewati keping (W/m2)
I = intensitas sinar radioaktif setelah
melewati keping (W/m2)
x = tebal keeping (m)
µ = koefisien pelemahan bahan (m-1)
bila I =
1/2I0, ketebalan bahan disebut half value layer (HVL), yaitu tebal
lapisan bahan yang menyebabkan intensitas sinar radioaktif menjadi setengah intensitas
mula-mula.
I0 = I0e-µx
x =
|
x adalah
ketebalan bahan yang menybabkan I= I0, x disebut
half value layer (HLV).
2.6 Peluruhan zat radioaktif ( disintegrasi)
Disintegrasi inti adalah peristiwa berubahnya inti atom mejadi inti atom
lain yag berlangsung dengan sendirinya. Inti-inti yang tidak stabil akan meluruh
(bertransformasi)
8
menuju konfigurasi yang
baru yang mantap (stabil). Dalam proses peluruhan akan terpancar
sinar alfa, sinar beta, atau sinar gamma dan energi peluruhan. Jika inti
radioaktif meluruh, akan menjadi inti baru yang beda sifat kimianya.
Unsur radioaktif secara
spontan memancarkan radiasi, yang berupa partikel atau gelombang
elektromagnet (non partikel).
2.6.1. Peluruhan
Sinar Alfa
Suatu inti
yang tidak stabil dapat meluruh menjadi inti yang lebih ringan dengan
memancarkan partikel alfa (inti atom helium). Pada peluruhan alfa terjadi
pembebasan energi. Energi yang dibebaskan akan menjadi energi kinetik partikel
alfa dan inti anak. Inti anak memiliki energi ikat per nukleon yang lebih
tinggi dibandingkan induknya.
Jika inti memancarkan sinar α
(inti , maka inti tersebut kehilangan 2 proton dan 2 neutron,
sehingga Z berkurang 2, n berkurang 2, dan A berkurang 4.
Persamaan peluruhannya sinar alfa:
+
|
Contoh peluruhan sinar alfa:
+
+
|
Ernest
Rutherford menemukan bahwa partikel α adalah atom-atom helium tanpa
elektron dan partikel α atau β keluar dari atom, jenis atom
berubah. Perubahan demikian dapat menyebabkan radiasi γ.
Peluruhan
alfa menyebabkan nomor atom berkurang dua dan nomor massa berkurang empat, dan
karena itu sebuah inti baru akan terbentuk. Adapun pada peluruhan beta akan
menambah atau mengurangi nomor atom sebesar satu (nomor massa tetap
sama).
9
2.6.2. Peluruhan
Sinar Beta
Salah satu
bentuk peluruhan sinar beta adalah peluruhan neutron. Neutron akan meluruh
menjadi proton, elektron, dan antineutrino. Antineutrino merupakan partikel
netral yang mempunyai energi, tetapi tidak memiliki massa. Bentuk peluruhan
sinar beta yang lain adalah peluruhan proton. Proton akan meluruh menjadi
neutron, positron, dan neutrino. Neutrino memiliki sifat yang sama dengan
antineutrino. Peluruhan sinar beta bertujuan agar perbandingan antara proton
dan neutron di dalam inti atom menjadi seimbang sehingga inti atom tetap
stabil.
Jika inti
radioaktif memancarkan sinar beta (β) maka nomor massa inti tetap (jumlah
nukleon tetap), tetapi nomor atom berubah. Terjadi dua proses peluruhan sinar
beta, yaitu:
+ X= inti induk
+ Y= inti anak
|
Contoh peluruhan sinar beta :
+
+
|
2.6.3. Peluruhan
Sinar Gamma
Suatu inti
atom yang berada dalam keadaan tereksitasi dapat kembali ke keadaan dasar
(ground state) yang lebih stabil dengan memancarkan sinar gamma. Peristiwa ini
dinamakan peluruhan sinar gamma. Atom yang tereksitasi biasanya terjadi pada
atom yang memancarkan sinar alfa maupun sinar beta, karena pemancaran sinar
gamma biasanya menyertai pemancaran sinar alfa dan sinar beta. Peluruhan gamma
hanya mengurangi energi saja, tetapi tidak mengubah susunan inti.
10
Seperti
dalam atom, inti atom dapat berada pada keadaan eksitasi, yaitu keadaan inti
yang tingkat energinya lebih tinggi dari keadaan dasarnya. Inti yang berada
pada keadaan eksitasi diberi tanda star (*). Keadaan eksitasi inti ini
dihasilkan dari tumbukan dengan partikel lain.
Persamaan peluruhan sinar gamma:
+ γ
|
Inti yang berada dalam keadaan
eksitasi pada umumnya terjadi setelah peluruhan. Misalnya:
+
+
|
11
2.7 Besaran
radioaktif
2.7.1 Waktu
paruh
Waktu
yang diperlukan agar banyaknya radionuklida (inti) yang belum berdisintegrasi
tinggal setengah dari semula. Radiasi radionuklida
mempunyai sifat yang khas (unik) untuk masing-masing inti. Peristiwa pemancaran
radiasi suatu radionuklida sulit untuk ditentukan, tetapi untuk sekumpulan inti
yang sama, keboleh jadian peluruhannya dapat diperkirakan. Waktu paruh
bersifat khas terhadap setiap jenis inti.
T =
N=N0 dengan
n=
|
T = waktu paruh
(s)
T = lamanya
meluruh/berdisintegrasi (s)
λ = konstanta peluruhan(s-1)
N0 =
jumlah zat mula-mula
N = jumlah zat
yang belum meluruh
12
2.7.2 Aktivitas
radioaktif (R)
Aktivitas
radioaktif adalah banyaknya inti yang berdisintegrasi dalam waktu 1 detik.
Semakin besar aktivitasnya, semakin banyak inti atom yang berdisintegrasi
perdetik. (Aktivitas tidak bersangkut paut dengan jenis peluruhan atau radiasi
yang dipancarkan oleh cuplikan, atau dengan energi radiasi yang dipancarkan.
Aktivitas haya ditentukan oleh jumlah peluruhan perdetik).
R = λN
R = R0
|
R = aktivitas
radioaktif
N = banyaknya
inti zat radioaktif
R0 =
aktivitas radioaktif mula-mula
T = waktu paruh
Satuan aktivitas
radioaktif
1 Ci = 3,7 x 1010 Bq
1 Rd = 106 Bq
1 ci = 3,7 x 104 Rd
|
13
2.7.3 Dosis
serap (D)
Dosis
serap adalah banyaknya energy yang diserap tiap satuan massa tertentu.
D =
|
E = energy
radiasi pengion (J)
M = massa yang
menyerap energy radiasi (kg)
D = dosis serap
(Gray)
Satuan dosis
serap
1 rad = 102 erg/g
1 gray = 1 joule/kg
1 gray = 102 rad
|
2.8 Deret
radioaktif
Usur usur yang
bersifat radioaktif mempunyai kecenderugan untuk membentuk unsur yang stabil,
sehingga unsur-unsur radioaktif ini meluruh sampai terbentuk unsur baru yang stabil.
Pada saat meluruh, unsur-usur radioaktif ini memancarkan sinar-sinar radioaktif.
Dari berbagai unsur jenis radioaktif ini, ada 4 unsur radioaktif yang disebut
deret radioaktif.
Nama Deret
|
Nomor Massa
|
Unsur Induk
|
Unsur Stabil
|
Waktu Paruh
|
Thorium
Neptunium (unsur buatan)
Uranium
Actinium
|
4n
4n + 1
4n + 2
4n + 3
|
90Th232
93Ni237
92U238
89Ac227
|
82Pb208
83Bi209
82Pb206
82Pb207
|
1,39 x 1010 th
2,25 x 106 th
4,51 x 109 th
7,07 x 108 th
|
14
Deret thorium dimulai dari inti
induk dan 90Th232 berakhir pada inti 82Pb208.
Deret ini juga disebut dengan deret
4n, sebab nomor massanya selalu kelipatan 4.
Deret
neptunium dimulai dari induk 93Ni237 dan berakhir pada inti 83Bi209. Deret ini juga disebut deret
(4n + 1), karena nomor massanya selalu dapat dinyatakan dalam bentuk 4n +1.
Deret
uranium dimulai dari inti induk 92U238dan berakhir pada 82Pb206 Deret ini disebut juga deret
(4n +2), karena nomor massanya selalu dapat dinyatakan dalam bentuk 4n + 2.
Deret actinium dimulai dari inti induk 89Ac227 dan berakhir pada 82Pb207. Deret ini juga disebut deret (4n
+3), sebab nomor massanya selalu dapat dinyatakan dalam bentuk 4n + 3.
15
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
·
Radioaktivitas
merupakan peristiwa pemancaran sinar-sinar radioaktif secara spontan disertai peluruhan
(pembelahan) inti atom menjadi inti atom unsur lain. Sinar-sinar yang
dipancarkan disebut sinar radioaktif, sedangkan zat yang memancarkan sinar
radioaktif disebut dengan zat radioaktif.
·
Sifat
– sifat radioaktif
1.
Sinar alfa :
ü Sinar alfa merupakan inti He.
ü Dapat menghitamkan pelat film (yang
berarti memiliki daya ionisasi). Daya ionisasi sinar alfa paling kuat daripada
sinar beta dan gamma.
ü Mempunyai daya tembus paling lemah
di antara ketiga sinar radioaktif.
ü Dapat dibelokkan oleh medan listrik
maupun medan magnet.
ü Mempunyai jangkauan beberapa
sentimeter di udara dan 102 mm di dalam logam
2.
Sinar beta
ü Mempunyai daya ionisasi yang lebih
kecil dari sinar alfa.
ü Mempunyai daya tembus yang lebih
besar daripada sinar alfa.
ü Dapat dibelokkan oleh medan listrik
maupun medan magnet.
ü Dapat
melewati lempeng alumunium setebal 3mm.
3.
Sinar gamma
ü Sinar gamma tidak memiliki jangkauan
maksimal di udara, semakin jauh dari sumber intensitasnya makin kecil.
ü Mempunyai daya ionisasi paling
lemah.
ü Mempunyai daya tembus yang terbesar.
ü Tidak membelok dalam medan listrik
maupun medan magnet.
16
·
Intensitas Radioaktif : Radiasi gamma mempunyai
energi yang diskrit. Energi sinar gamma (γ) akan berkurang atau terserap oleh
suatu keping logam dengan ketebalan x yang dilewatinya.
Karena ada penyerapan energi olah bahan maka intensitas dari sinar gamma akan
berkurang setelah melewati keping tersebut.
·
Peluruhan zat radioaktif (
disintegrasi) : peristiwa berubahnya inti atom mejadi inti atom lain yag
berlangsung dengan sendirinya. Inti-inti yang tidak stabil akan meluruh (bertransformasi) menuju
konfigurasi yang baru yang mantap (stabil). Dalam proses peluruhan akan
terpancar sinar alfa, sinar beta, atau sinar gamma dan energy peluruhan. Jika
inti radioaktif meluruh, akan menjadi inti baru yang beda sifat kimianya.
Unsur radioaktif secara
spontan memancarkan radiasi, yang berupa partikel atau gelombang
elektromagnet (non partikel).
·
Besaran radioaktif :
1.
Waktu paruh : waktu
yang diperlukan agar banyaknya radionuklida (inti) yang belum berdisintegrasi
tinggal setengah dari semula.
2.
Aktivitas
radioaktif : banyaknya inti yang berdisintegrasi dalam waktu 1 detik.
3.
Dosis
serap : banyaknya energy yang diserap tiap satuan massa tertentu.
·
Deret
Radioaktif
1.
Deret
thorium dimulai dari inti
induk dan 90Th232 berakhir pada inti 82Pb208.
Deret ini juga disebut dengan deret
4n, sebab nomor massanya selalu kelipatan 4.
2.
Deret
neptunium dimulai dari induk 93Ni237 dan berakhir pada inti 83Bi209. Deret ini juga disebut deret (4n
+ 1), karena nomor massanya selalu dapat dinyatakan dalam bentuk 4n +1.
3.
Deret
uranium dimulai dari inti induk 92U238dan berakhir pada 82Pb206 Deret ini disebut juga deret
(4n +2), karena nomor massanya selalu dapat dinyatakan dalam bentuk 4n + 2.
4. Deret actinium dimulai dari inti induk 89Ac227 dan berakhir pada 82Pb207. Deret ini juga disebut deret (4n
+3), sebab nomor massanya selalu dapat dinyatakan dalam bentuk 4n + 3.
17
DAFTAR
PUSTAKA
Bueche, Frederick J. 1989. Fisika edisi kedelapan.
Jakarta : Erlangga
Krane, Kenneth. 2008.Fisika Modern.Jakarta:
Universitas Indonesia (UI-Press)
Lasmi, Ni
Ketut. 2012. SPM Fisika untuk SMA dan MA. Bandung : Erlangga
Petrucci,
Ralph H. 1987. Kimia dasar Prinsip dan Terapan Modern edisi keempat jilid 1.
Bandung : Erlagga
Prof.Dr.Muljono.2003.fisika
Modern.Yogyakarta:2003
http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-radioaktivitas.html.Diakses 10 November 2012
http://fisikanuklir.unnes.ac.id/index.php?tj=menu/output_menu&id_radio_materi=7.Diakses 10 November 2014
http://www.warintek.ristek.go.id/nuklir/radioaktivitas.pdf
.Diakses 10 November 2014
www.batan.go.id. Diakses 10 November 2014
iii
Tidak ada komentar:
Posting Komentar