Selasa, 30 Desember 2014

FISIKA MODERN (RADIOAKTIVITAS)



MAKALAH RADIOAKTIVITAS (FISIKA MODERN)
FISIKA DASAR



Dosen Pembimbing :
Eva Weddakarti ,S.Pd,M.Si

DISUSUN OLEH :
Nama   : Ulfa Ainur Rida (14610049)
  Anik Rizka Rahmawati (14610052)
  Mahdiatul Maknun (14610055)
  Cici Erisa Maulida (14610059)
  Luluk Handayani (14610065)



JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan  kehadirat ALLAH SWT, Sang Pencipta alam semesta beserta isinya, Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana atas segala limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan  Makalah radioaktivitas” ini dengan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan laporan ini adalah suatu bentuk tanggung jawab penulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Dasar.
Kami menyadari bahwa penulis hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Sehingga sangat wajar jika dalam penulisan dan penyusunan laporan praktikum ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis senantiasa menanti kritik dan saran dalam upaya evaluasidiri.
Di samping masih banyaknya ketidak sempurnaan penulisan dan penyusunan makalah, kami berharap semoga makalah  ini dapat memberikan manfaat dan hikmah serta dapat menambah dan memperkaya wawasan ilmu pengetahuan bagi penulis, pembaca, dan seluruh mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang . Amin yaa rabbal’alamin.

Malang,  8 November  2014

Tim Penyusun





i






Daftar Isi
Kata Pengatar……………………………………..……………………………………………i
Daftar Isi………………………………………………………………………………………ii
Bab I Pendahuluan
1.1  Latar Belakang……................…….………………………………………………………1
1.2  Tujuan………………..………………………………………………….…………………1
1.3  Manfaat………………………………………………………………….…………………2
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Radioaktivitas……………………………………………………………….....3
2.2 Radioaktivitas alamai dan buatan……………………………………………….…………4
2.3 Jenis-jenis sinar radioaktif....………………………………………………………………6
2.4 sifat-sifat sinar radioaktif…...……………………………………………………………..6
2.5 Intensitas sinar radioaktif………………………………………...………………………..8
2.6 Peluruhan zat radioaktif……...…………………………………………………………...10
2.7 Besaran radioaktif…………………………………………………………...……………12
2.8 Deret radiooaktif………………………………………………………………………….14
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan………………………………………………………….……………………16
Daftar Pustaka………………………………………………………...………………………iii




ii



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Radioaktivitas ditemukan oleh H. Becquerel pada tahun 1896. Becquerel menamakan radiasi
dengan uranium. Dua tahun setelah itu, Marie Curie meneliti radiasi uranium dengan
menggunakan alat yang dibuat oleh Pierre Curie, yaitu pengukur listrik piezo (lempengan
kristal yang biasanya digunakan untuk pengukuran arus listrik lemah), dan Marie Curie
berhasil membuktikan bahwa kekuatan radiasi uranium sebanding dengan jumlah kadar
uranium yang dikandung dalam campuran senyawa uranium. Disamping itu, Marie Curie juga menemukan bahwa peristiwa peluruhan tersebut tidak dipengaruhi oleh suhu atau tekanan, dan radiasi uranium dipancarkan secara spontan dan terus menerus tanpa bisa dikendalikan. Marie Curie juga meneliti campuran senyawa lain, dan menemukan bahwa campuran senyawa thorium juga memancarkan radiasi yang sama dengan campuran senyawa uranium, dan sifat pemancaran radiasi seperti ini diberi nama radioaktivitas. Pada tahun 1898, ia menemukan unsur baru yang sifatnya mirip dengan bismut. Unsur baru ini dinamakan polonium diambil dari nama negara asal Marie Curie, yaitu Polandia. Setelah itu H. Becquerel dan Marie Curie melanjutkan penelitiannya dengan menganalisis pitch blend
(bijih uranium). Mereka berpendapat bahwa di dalam pitch blend terdapat unsur yang
radioaktivitasnya lebih kuat daripada uranium atau polonium. Pada tahun yang sama mereka
mengumumkan bahwa ada unsur radioaktif yang sifatnya mirip dengan barium. Unsur baru ini dinamakan radium (Ra), yang artinya benda yang memancarkan radiasi. Ernest Rutherford menyatakan bahwa sinar radioaktif dapat dibedakan atas sinar alfa yang bermuatan positif dan sinar beta yang bermuatan negatif. Paul Ulrich Villard, seorang ilmuwan Prancis, menemukan sinar radioaktif yang tidak bermuatan, yaitu sinar gamma.

1.2  Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yakni agar mahasiswa mengetahui definisi radioaktivitas, sifat sifat sinar radioaktif, intensitas sinar radioaktif, peluruhan zat radioaktif (disintegrasi), besaran radioaktif, serta deret radioaktif.


1


1.3  Manfaat
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami definisi radioaktivitas, sifat sifat sinar radioaktif, intensitas sinar radioaktif, peluruhan zat radioaktif (disintegrasi), besaran radioaktif, deret radioaktif serta mampu mengaplikasikan dalam kehidupan.




























2


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Unsur penyusun inti atom adalah proton dan neutron. Agar proton setimbang (stabil) dalam atom, maka gaya inti dan gaya tolak-menolak antarproton harus sama. Jika ada penambahan proton pada inti atom, maka harus diikuti penambahan neutron. Untuk atom dengan nomor atom lebih dari 80 (uranium), gaya tolak-menolak antarproton tidak dapat diimbangi dengan penambahan neutron. Hal ini menyebabkan inti atom uranium tidak stabil. Inti yang tidak stabil ini akan memancarkan sinar radioaktif secara spontan. Peristiwa pemancaran sinar radioaktif inilah yang disebut radioaktivitas. Unsur radioaktivitas yang berasal dari alam disebut unsur radioaktif alami, sedangkan unsur radioaktif yang diciptakan manusia disebut unsur radioaktif  buatan
            Radioaktivitas disebut juga peluruhan radioaktif. Radioaktivitas adalah peritiwa terurainya beberapa inti atom tertentu secara spontan yag diikiuti dengan pancaran partikel alfa (inti helium), partikel beta (electron), atau radiasi gamma (gelombang elektromagnetik gelombang pendek). Radioaktivitas merupakan peristiwa pemancaran sinar-sinar radioaktif secara spontan disertai peluruhan (pembelahan) inti atom menjadi inti atom unsur lain. Sinar-sinar yang dipancarkan disebut sinar radioaktif, sedangkan zat yang memancarkan sinar radioaktif disebut dengan zat radioaktif.
            Radiasi-radiasi radioaktif yang dipancarkan oleh elemen-elemen polonium dan radium mengadung partikel-partikel sebagai berikut :
1.      Sinar-sinar α atau partikel-partikel α
2.      Sinar-sinar β atau partikel-partikel β
3.      Sinar-sinar γ atau partikel-partikel γ



3



2.2 Radioaktivitas alami dan buatan
Berdasarkan asalnya, radioaktivitas dikelompokkan menjadi radioaktivitas alam, dan radioaktivitas buatan (hasil kegiatan yang dilakukan manusia). Radioaktivitas alam yang ditunjukkan oleh elemen-elemen yang ditemukan di dalam alam. Dalam radioaktivitas alam, ada yang berasal dari alam dan dari radiasi kosmik. Radioaktivitas buatan dengan menggunakan teknik modern maka transmutasi buatan dari elemen dapat dilakukan dan menghasilkan radioaktivitas pada elemen-elemen yang lebih ringan dari pada elemen-elemen radioaktivitas alam. Dalam radioaktivitas buatan dipancarkan oleh radioisotop yang sengaja dibuat manusia, dan berbagai jenis radionuklida dibuat sesuai dengan penggunaannya.
·         Radioaktivitas alam
1.      Radioaktivitas primordial
Pada litosfer, banyak terdapat inti radioaktif yang sudah ada bersamaan dengan terjadinya bumi, yang tersebar secara luas yang disebut radionuklida alam. Radionuklida alam banyak terkandung dalam berbagai macam materi dalam lingkungan, misalnya dalam air, tumbuhan, kayu, bebatuan, dan bahan bangunan. Radionuklida primordial dapat ditemukan juga di dalam tubuh mausia. Terutama radioisotop yang terkandung dalam kalium alam.
2.      Radioaktivitas yang berasal dari radiasi kosmik
Pada saat radiasi kosmik masuk ke dalam atmosfer bumi, terjadi interaksi dengan inti atom yang ada di udara menghasilkan berbagai macam radionuklida. Yang paling banyak dihasilkan adalah H-3 dan C-14. Kecepatan peluruhan dan kecepatan pembentukan radionuklida seimbang, sehingga secara teoritis jumlahnya di alam adalah tetap. Berdasarkan fenomena tersebut, maka dengan mengukur kelimpahan C-14 yang ada dalam suatu benda, dapat ditentukan umur dari benda tersebut dan metode penentuan umur ini dinamakan penanggalan karbon (Carbon Dating).

4
·       

   Radioaktivitas Buatan
1.      Radioaktivitas yang berhubungan dengan pembangkit listrik tenaga nuklir
Energi yang dihasilkan oleh proses peluruhan dapat digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir. Dalam instalasi pembangkit listrik tenaga nuklir, faktor keselamatan radiasi menjadi prioritas yang utama, dan dengan berkembangnya  teknologi pembangkit listrik tenaga nuklir, maka tingkat keselamatan radiasinya pun semakin tinggi.
2.      Radioaktivitas akibat percobaan senjata nuklir
Radioaktivitas yang berasal dari jatuhan radioaktif akibat percobaan senjata nuklir disebut fall out. Tingkat radioaktivitas dari fall out yang paling tinggi terjadi pada tahun 1963 dan setelah itu jumlahnya terus menurun. Hal itu disebabkan pada tahun 1962 Amerika dan Rusia mengakhiri percobaan senjata nuklir di udara.
3.      Radioaktivitas dalam kedokteran
Radioaktivitas yang berasal dari radioisotop dalam bidang kedokteran digunakan misalnya untuk diagnosis, terapi, dan sterilisasi alat kedokteran. Uraian lengkap dari penggunaan radioaktivitas di bidang kedokteran dapat dibaca pada pokok bahasan penggunaan radiasi dalam bidang kedokteran.
4.      Radioaktivitas dalam rekayasa teknologi
Penggunaan radiasi dalam bidang pengukuran (gauging), analisis struktur materi, pengembangan bahan-bahan baru, dan sebagai sumber energi dibahas dalam pokok bahasan penggunaan radiasi dalam rekayasa teknologi. 
5.      Radioaktivitas dalam bidang pertanian
Penggunaannya dalam bioteknologi, pembasmian serangga atau penyimpanan bahan pangan, dan teknologi pelestarian lingkungan dibahas dalam pokok bahasan penggunaan radiasi dalam produksi pertanian, kehutanan dan laut.
5


2.3 Jenis – jenis sinar radioaktif
Berdasarkan partikel penyusunnya, sinar radioaktif dibagi menjadi tiga, yaitu sinar alfa, sinar beta, dan sinar gamma.
2.3.1 Sinar Alfa (Sinar α)
Sinar alfa adalah sinar yang dipancarkan oleh unsur radioaktif. Sinar ini ditemukan secara bersamaan dengan penemuan fenomena radioaktivitas, yaitu peluruhan inti atom yang berlangsung secara spontan, tidak terkontrol, dan menghasilkan radiasi. Sinar alfa terdiri atas dua proton dan dua neutron.
2.3.2 Sinar Beta (Sinar β)
Sinar beta merupakan elektron berenergi tinggi yang berasal dari inti atom. Sinar β tersebut membawa satu satuan muatan negative dan massanya diabaikan.
2.3.3 Sinar Gamma (Sinar γ)
Sinar gamma adalah radiasi gelombang elektromagnetik yang terpancar dari inti atom dengan energi yang sangat tinggi yang tidak memiliki massa maupun muatan. Sinar gamma ikut terpancar ketika sebuah inti memancarkan sinar alfa dan sinar beta. Peluruhan sinar gamma tidak menyebabkan perubahan nomor atom maupun massa atom.

2. 4 Sifat-sifat sinar radioaktif

2.4.1        Sinar alfa :
1.      Sinar alfa merupakan inti He.
  1. Dapat menghitamkan pelat film (yang berarti memiliki daya ionisasi). Daya ionisasi sinar alfa paling kuat daripada sinar beta dan gamma.
  2. Mempunyai daya tembus paling lemah di antara ketiga sinar radioaktif.
  3. Dapat dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet.
  4. Mempunyai jangkauan beberapa sentimeter di udara dan 102 mm di dalam logam




6


2.4.2        Sinar beta
1.      Mempunyai daya ionisasi yang lebih kecil dari sinar alfa.
  1. Mempunyai daya tembus yang lebih besar daripada sinar alfa.

  1. Dapat dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet.
  2. Dapat melewati lempeng alumunium setebal 3mm.

2.4.3        Sinar gamma
1. Sinar gamma tidak memiliki jangkauan maksimal di udara, semakin jauh dari sumber    intensitasnya makin kecil.
      2. Mempunyai daya ionisasi paling lemah.
      3. Mempunyai daya tembus yang terbesar.
      4. Tidak membelok dalam medan listrik maupun medan magnet.


Keterangan
Sinar alfa
Sinar beta
Sinar gamma
Lambang
Muatan
Pengaruh medan magnet dan medan listrik
Massa (sma)
Daya tembus
Daya ionisasi
2He4 (α)
+2
Dibelokkan
4
Kecil
Besar


-1e0(β)
-1
Dibelokkan
0
Sedang
Sedang
0γ0
0 (foton)
Lurus
0
Besar
Kecil





7


2.5 Intensitas sinar radioaktif
            Radiasi gamma mempunyai energi yang diskrit. Energi sinar gamma (γ) akan berkurang atau terserap oleh suatu keping logam dengan ketebalan x yang dilewatinya. Karena ada penyerapan energi olah bahan maka intensitas dari sinar gamma akan berkurang setelah melewati keping tersebut.
I=I0eµx

I0 =  intensitas sinar radioaktif sebelum melewati keping (W/m2)
I   = intensitas sinar radioaktif setelah melewati keping (W/m2)
x  = tebal keeping (m)
µ  = koefisien pelemahan bahan (m-1)

bila I = 1/2I0, ketebalan bahan disebut half value layer (HVL), yaitu tebal lapisan bahan yang menyebabkan intensitas sinar radioaktif menjadi setengah intensitas mula-mula.


 I0 = I0e-µx
x =

x adalah ketebalan bahan yang menybabkan I= I0, x disebut half value layer (HLV).

2.6  Peluruhan zat radioaktif ( disintegrasi)
Disintegrasi inti adalah peristiwa berubahnya inti atom mejadi inti atom lain yag berlangsung dengan sendirinya. Inti-inti yang tidak stabil akan meluruh (bertransformasi) 

8


menuju konfigurasi yang baru yang mantap (stabil). Dalam proses peluruhan akan terpancar sinar alfa, sinar beta, atau sinar gamma dan energi peluruhan. Jika inti radioaktif meluruh, akan menjadi inti baru yang beda sifat kimianya. Unsur radioaktif secara spontan memancarkan radiasi, yang berupa partikel atau gelombang elektromagnet (non partikel).
2.6.1. Peluruhan Sinar Alfa
Suatu inti yang tidak stabil dapat meluruh menjadi inti yang lebih ringan dengan memancarkan partikel alfa (inti atom helium). Pada peluruhan alfa terjadi pembebasan energi. Energi yang dibebaskan akan menjadi energi kinetik partikel alfa dan inti anak. Inti anak memiliki energi ikat per nukleon yang lebih tinggi dibandingkan induknya.
Jika inti memancarkan sinar α (inti http://latex.codecogs.com/gif.latex?\fn_jvn%20_%7b2%7d%5e%7b4%7dHe, maka inti tersebut kehilangan 2 proton dan 2 neutron, sehingga Z berkurang 2, n berkurang 2, dan A berkurang 4.
Persamaan peluruhannya sinar alfa:
         +


 Contoh peluruhan sinar alfa:

         +
           +


Ernest Rutherford menemukan bahwa partikel α adalah atom-atom helium tanpa elektron dan partikel α atau β keluar dari atom, jenis atom berubah. Perubahan demikian dapat menyebabkan radiasi γ.
Peluruhan alfa menyebabkan nomor atom berkurang dua dan nomor massa berkurang empat, dan karena itu sebuah inti baru akan terbentuk. Adapun pada peluruhan beta akan menambah atau mengurangi nomor atom sebesar satu (nomor massa tetap sama). 


9



2.6.2. Peluruhan Sinar Beta
Salah satu bentuk peluruhan sinar beta adalah peluruhan neutron. Neutron akan meluruh menjadi proton, elektron, dan antineutrino. Antineutrino merupakan partikel netral yang mempunyai energi, tetapi tidak memiliki massa. Bentuk peluruhan sinar beta yang lain adalah peluruhan proton. Proton akan meluruh menjadi neutron, positron, dan neutrino. Neutrino memiliki sifat yang sama dengan antineutrino. Peluruhan sinar beta bertujuan agar perbandingan antara proton dan neutron di dalam inti atom menjadi seimbang sehingga inti atom tetap stabil.
Jika inti radioaktif memancarkan sinar beta (β) maka nomor massa inti tetap (jumlah nukleon tetap), tetapi nomor atom berubah. Terjadi dua proses peluruhan sinar beta, yaitu:

           
              +        X= inti induk
             +         Y= inti anak
  
Contoh peluruhan sinar beta :

               +
               +

2.6.3. Peluruhan Sinar Gamma
Suatu inti atom yang berada dalam keadaan tereksitasi dapat kembali ke keadaan dasar (ground state) yang lebih stabil dengan memancarkan sinar gamma. Peristiwa ini dinamakan peluruhan sinar gamma. Atom yang tereksitasi biasanya terjadi pada atom yang memancarkan sinar alfa maupun sinar beta, karena pemancaran sinar gamma biasanya menyertai pemancaran sinar alfa dan sinar beta. Peluruhan gamma hanya mengurangi energi saja, tetapi tidak mengubah susunan inti.


10


Peluruhan radioaktif

Seperti dalam atom, inti atom dapat berada pada keadaan eksitasi, yaitu keadaan inti yang tingkat energinya lebih tinggi dari keadaan dasarnya. Inti yang berada pada keadaan eksitasi diberi tanda star (*). Keadaan eksitasi inti ini dihasilkan dari tumbukan dengan partikel lain.
Persamaan peluruhan sinar gamma:

          + γ


Inti yang berada dalam keadaan eksitasi pada umumnya terjadi setelah peluruhan. Misalnya:
            +
              +





11


2.7 Besaran radioaktif
2.7.1 Waktu paruh
Waktu yang diperlukan agar banyaknya radionuklida (inti) yang belum berdisintegrasi tinggal setengah dari semula. Radiasi radionuklida mempunyai sifat yang khas (unik) untuk masing-masing inti. Peristiwa pemancaran radiasi suatu radionuklida sulit untuk ditentukan, tetapi untuk sekumpulan inti yang sama, keboleh jadian peluruhannya dapat diperkirakan.  Waktu paruh bersifat khas terhadap setiap jenis inti.
T =
N=N0  dengan
n=

T = waktu paruh (s)
T = lamanya meluruh/berdisintegrasi (s)
 λ = konstanta peluruhan(s-1)
N0 = jumlah zat mula-mula
N = jumlah zat yang belum meluruh






12


2.7.2 Aktivitas radioaktif (R)
Aktivitas radioaktif adalah banyaknya inti yang berdisintegrasi dalam waktu 1 detik. Semakin besar aktivitasnya, semakin banyak inti atom yang berdisintegrasi perdetik. (Aktivitas tidak bersangkut paut dengan jenis peluruhan atau radiasi yang dipancarkan oleh cuplikan, atau dengan energi radiasi yang dipancarkan. Aktivitas haya ditentukan oleh jumlah peluruhan perdetik).
R =  λN
R = R0

R = aktivitas radioaktif
N = banyaknya inti zat radioaktif
R0 = aktivitas radioaktif mula-mula
T = waktu paruh
Satuan aktivitas radioaktif
1 Ci = 3,7 x 1010 Bq
1 Rd = 106 Bq
1 ci = 3,7 x 104 Rd





13


2.7.3 Dosis serap (D)
Dosis serap adalah banyaknya energy yang diserap tiap satuan massa tertentu.
D =
E = energy radiasi pengion (J)
M = massa yang menyerap energy radiasi (kg)
D = dosis serap (Gray)
Satuan dosis serap
1 rad = 102 erg/g
1 gray = 1 joule/kg
1 gray = 102 rad

2.8 Deret radioaktif
Usur usur yang bersifat radioaktif mempunyai kecenderugan untuk membentuk unsur yang stabil, sehingga unsur-unsur radioaktif ini meluruh sampai terbentuk unsur baru yang stabil. Pada saat meluruh, unsur-usur radioaktif ini memancarkan sinar-sinar radioaktif. Dari berbagai unsur jenis radioaktif ini, ada 4 unsur radioaktif yang disebut deret radioaktif.
Nama Deret
Nomor Massa
Unsur Induk
Unsur Stabil
Waktu Paruh
Thorium
Neptunium (unsur buatan)
Uranium
Actinium
4n
4n + 1

4n + 2
4n + 3
90Th232
93Ni237

92U238
89Ac227
82Pb208
83Bi209

82Pb206
82Pb207
1,39 x 1010 th
2,25 x 106 th

4,51 x 109 th
7,07 x 108 th



14
Deret thorium dimulai dari inti induk dan 90Th232 berakhir pada inti 82Pb208. Deret ini juga disebut dengan deret 4n, sebab nomor massanya selalu kelipatan 4.
Deret neptunium dimulai dari induk 93Ni237 dan berakhir pada inti 83Bi209. Deret ini juga disebut deret (4n + 1), karena nomor massanya selalu dapat dinyatakan dalam bentuk 4n +1.
Deret uranium dimulai dari inti induk 92U238dan berakhir pada 82Pb206 Deret ini disebut juga deret (4n +2), karena nomor massanya selalu dapat dinyatakan dalam bentuk 4n + 2.
Deret actinium dimulai dari inti induk 89Ac227 dan berakhir pada 82Pb207. Deret ini juga disebut deret (4n +3), sebab nomor massanya selalu dapat dinyatakan dalam bentuk 4n + 3.















15


BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
·         Radioaktivitas merupakan peristiwa pemancaran sinar-sinar radioaktif secara spontan disertai peluruhan (pembelahan) inti atom menjadi inti atom unsur lain. Sinar-sinar yang dipancarkan disebut sinar radioaktif, sedangkan zat yang memancarkan sinar radioaktif disebut dengan zat radioaktif.

·         Sifat – sifat radioaktif
1.      Sinar alfa :
ü  Sinar alfa merupakan inti He.
ü  Dapat menghitamkan pelat film (yang berarti memiliki daya ionisasi). Daya ionisasi sinar alfa paling kuat daripada sinar beta dan gamma.
ü  Mempunyai daya tembus paling lemah di antara ketiga sinar radioaktif.
ü  Dapat dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet.
ü  Mempunyai jangkauan beberapa sentimeter di udara dan 102 mm di dalam logam
2.      Sinar beta
ü  Mempunyai daya ionisasi yang lebih kecil dari sinar alfa.
ü  Mempunyai daya tembus yang lebih besar daripada sinar alfa.
ü  Dapat dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet.
ü  Dapat melewati lempeng alumunium setebal 3mm.
3.      Sinar gamma
ü  Sinar gamma tidak memiliki jangkauan maksimal di udara, semakin jauh dari sumber intensitasnya makin kecil.
ü  Mempunyai daya ionisasi paling lemah.
ü  Mempunyai daya tembus yang terbesar.
ü  Tidak membelok dalam medan listrik maupun medan magnet.

16


·         Intensitas Radioaktif : Radiasi gamma mempunyai energi yang diskrit. Energi sinar gamma (γ) akan berkurang atau terserap oleh suatu keping logam dengan ketebalan x yang dilewatinya. Karena ada penyerapan energi olah bahan maka intensitas dari sinar gamma akan berkurang setelah melewati keping tersebut.
·         Peluruhan zat radioaktif ( disintegrasi) : peristiwa berubahnya inti atom mejadi inti atom lain yag berlangsung dengan sendirinya. Inti-inti yang tidak stabil akan meluruh (bertransformasi) menuju konfigurasi yang baru yang mantap (stabil). Dalam proses peluruhan akan terpancar sinar alfa, sinar beta, atau sinar gamma dan energy peluruhan. Jika inti radioaktif meluruh, akan menjadi inti baru yang beda sifat kimianya. Unsur radioaktif secara spontan memancarkan radiasi, yang berupa partikel atau gelombang elektromagnet (non partikel).
·         Besaran radioaktif :
1.      Waktu paruh : waktu yang diperlukan agar banyaknya radionuklida (inti) yang belum berdisintegrasi tinggal setengah dari semula.
2.      Aktivitas radioaktif : banyaknya inti yang berdisintegrasi dalam waktu 1 detik.
3.      Dosis serap : banyaknya energy yang diserap tiap satuan massa tertentu.
·         Deret Radioaktif
1.      Deret thorium dimulai dari inti induk dan 90Th232 berakhir pada inti 82Pb208. Deret ini juga disebut dengan deret 4n, sebab nomor massanya selalu kelipatan 4.
2.      Deret neptunium dimulai dari induk 93Ni237 dan berakhir pada inti 83Bi209. Deret ini juga disebut deret (4n + 1), karena nomor massanya selalu dapat dinyatakan dalam bentuk 4n +1.
3.      Deret uranium dimulai dari inti induk 92U238dan berakhir pada 82Pb206 Deret ini disebut juga deret (4n +2), karena nomor massanya selalu dapat dinyatakan dalam bentuk 4n + 2.
4.      Deret actinium dimulai dari inti induk 89Ac227 dan berakhir pada 82Pb207. Deret ini juga disebut deret (4n +3), sebab nomor massanya selalu dapat dinyatakan dalam bentuk 4n + 3.



17


DAFTAR PUSTAKA
Bueche, Frederick J. 1989. Fisika edisi kedelapan. Jakarta : Erlangga
Krane, Kenneth. 2008.Fisika Modern.Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press)
Lasmi, Ni Ketut. 2012. SPM Fisika untuk SMA dan MA. Bandung : Erlangga
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia dasar Prinsip dan Terapan Modern edisi keempat jilid 1.                       
             Bandung : Erlagga
Prof.Dr.Muljono.2003.fisika Modern.Yogyakarta:2003
www.batan.go.id. Diakses 10 November 2014










iii

Tidak ada komentar:

Posting Komentar